ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan utama untuk bayi hingga usia empat bulan, bahkan jika masih memungkinkan dapat diteruskan pemberiannya. Agar dapat menyusui dengan baik dan lancar, sebagai ibu harus menjaga kesehatan diri termasuk di antaranya kebersihan breast.
Kadang-kadang, pada minggu pertama setelah melahirkan, breast ibu akan terasa bengkak. Karena adanya sumbatan pada saluran ASI. Bila hal tersebut dibiarkan, lama-lama akan terjadi infeksi dan menyebabkan peradangan pada breast, yang disebut mastitis. Yakni peradangan yang terjadi pada breast. Bisa terjadi pada satu atau kedua breast sekaligus.
Penyebabnya pasti dari mastitis belum diketahui, namun, biasanya dari bakteri jenis staphylococcus aureus. Umumnya, terjadi pada minggu ke 2-7 setelah persalinan atau lebih awal atau malah lebih lama dari itu. Meskipun demikian, mastitis dapat juga terjadi pada wanita yang tidak menyusui ataupun hamil. Bakteri biasanya masuk melalui puting susu yang pecah-pecah atau terluka.
Gejalanya. Gejala mastitis hampir sama dengan breast yang membengkak karena sumbatan saluran ASI. Pada mastitis, breast terasa nyeri, teraba keras, dan tampak memerah. Permukaan kulit dari breast yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu. Bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada breast juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Namun terkadang kedua hal tersebut sulit untuk dibedakan. Gampangnya, bila terjadinya sumbatan pada saluran ASI, namun tidak terasa nyeri pada breast, dan permukaan kulit tidak pecah-pecah maka hal itu bukan mastitis. Bila terasa sakit pada breast namun tidak disertai adanya bagian breast yang mengeras, maka hal tersebut juga bukan mastitis.
Faktor Predisposisi. Mengapa tidak semua wanita dapat terkena mastitis? Memang, banyak faktor yang menyebabkan seseorang menderita masalah itu. Di antaranya adalah daya tahan tubuh seorang wanita, apalagi setelah melahirkan, biasanya masih terasa lelah. Hal itu akan memyebabkan daya tahan seseorang menurun sehingga menjadi mudah sakit.
Selain itu, bila ibu tidak teratur untuk memyusui pada bayinya, sehingga breast menjadi penuh, maka dapat mempermudah terjadinya mastitis. Jika seseorang sudah pernah menderita itu, maka tidak menutup kemungkinan akan lebih mudah terkena lagi.
Pencegahan. Sebenarnya untuk mencegah terjadinya mastitis sama halnya dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit lain. Para ibu diharapkan untuk istirahat yang cukup. Secara teratur menyusui bayinya, setiap dua atau tiga jam sekali sesuai ritme perut bayi, akan dapat mencegah breast bengkak dari infeksi.
Usahakan jangan pernah menunda atau melewatkan waktu menyusui. Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran breast anda. Selalu menjaga kebersihan breast dengan cara membersihkan dengan kapas dan air hangat.
Pengobatan. Karena sebagian besar mastitis disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika. Mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman untuk ibu sedang menyusui. Selain itu, bila badan terasa panas, ibu dapat meminum obat turun panas. Kemudian. untuk bagian breast yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat yang cukup amat diperlukan untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi sehat kembali, disamping itu makan dan minum yang bergizi, minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam. Biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan anda akan mampu beraktivitas seperti semula.
0 Response to " Pembengkakan Breast (Mastitis) "
Post a Comment