Efek Tato di Tubuh

Seni merajah tubuh alias tato kini sudah menjadi tren. Menurut survei tahun 2012, satu dari lima orang memiliki tato. Sayangnya, selain mendapatkan gambar yang sulit dihilangkan, tato juga membawa risiko penularan penyakit hepatitis C.

Hepatitis C adalah penyebab utama kanker lever dan juga cangkok organ. Sekitar 70 persen orang yang terinfeksi virus hepatitis C menderita penyakit lever kronik dan 5 persennya meninggal karena sirosis atau kanker lever.


Di Amerika, sebanyak 3,2 juta orang terinfeksi hepatitis C dan tidak menyadarinya karena mereka tak merasa sakit.Penularan virus hepatitis utamanya terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik. Menurut data pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS, sekitar 60 persen kasus hepatitis baru setiap tahunnya disebabkan karena narkoba suntik.

Meski begitu, sekitar 20 persen kasus hepatitis tidak memiliki riwayat pernah memakai jarum suntik atau terpapar.Menurut Dr Fritz Francois dari New York University, Langone Medical Center melakukan penelitian dan menemukan sekitar 34 persen orang yang terinfeksi hepatitis memiliki tato, dibandingkan dengan 12 persen yang tak terinfeksi.


"Tato merupakan faktor risiko penularan penyakit ini dan virus hepatitis bisa tidak aktif selama bertahun-tahun," kata Francois.


Dalam penelitiannya, Francois mewawancarai lebih dari 2.000 orang mengenai tato yang dimiliki dan status hepatitisnya. Para responden diambil dari tiga rumah sakit di New York antara tahun 2004 dan 2006.Setelah memperhitungkan berbagai faktor risiko, perbedaan antara orang yang terinfeksi dan yang bukan makin nyata. Sekitar orang yang pernah melakukan tato empat kali lipat yang terinfeksi hepatitis C.

Related Posts:

Terobosan Baru Pengobatan Diabetes

Terobosan Baru untuk Pengobatan Diabetes Sudah Ditemukan. Dalam beberapa dekade, ilmuwan masih tidak percaya tentang bagaimana insulin melekat kan dirinya pada reseptor - reseptor yang ada pada dinding sel untuk mengambil gula dari darah lalu mengubahnya menjadi energi.

Saat ini, mereka telah menemukan jawabannya. Tim riset internasional yang dipimpin ilmuwan dari Walter and Eliza Hall Institute (WEHI) di Melbourne menangkap gambar tiga dimensi pertama yang menampilkan 'dermaga' insulin pada reseptor. Temuan ini diharapkan dapat diteliti lebih lanjut untuk mengembangkan pengobatan diabetes tipe 1 dan 2 terbaru dengan insulin.

Tim riset internasional itu berkolaborasi dengan La Trobe University, University of Melbourna, Case Western Reserve University, University of Chicago, University of York dan Institute of Organic Chemistry and Biochemistry di Prague.

Berbekal bantuan barisan balok mikrokristalografi di sinkrotron Australia, para peneliti dapat melihat bagaimana molekul insulin berinteraksi dengan reseptor, termasuk interaksi atomik yang muncul di antara hormon dan reseptornya.

Berbekal bantuan barisan balok mikrokristalografi di sinkrotron Australia, para peneliti dapat melihat bagaimana molekul insulin berinteraksi dengan reseptor, termasuk interaksi atomik yang muncul di antara hormon dan reseptornya. "Kami telah menemukan bagaimana hormon insulin yang mengikatkan diri dengan reseptornya dengan cara yang tidak biasa," kata Associate Professor Mike Lawrence dari WEHI.

"Baik insulin maupun reseptornya mengalami proses pengaturan ulang sewaktu mereka berinteraksi. Sepotong insulin ke luar dan ada bagian-bagian di dalam reseptop yang berusaha ke luar untuk mengikat hormon insulin. Anda bisa menyebutnya molekular yang berjabat tangan," tambahnya. Para peneliti percaya teori baru itu memungkinkan mereka menghasilkan insulin jenis baru yang prosesnya dihambat oleh ketidakmampuan melihat 'dermaga' insulin di reseptor.

"Insulin merupakan kunci pengobatan diabetes. Namun, ada banyak cara yang potensial untuk dikembangkan," ujar Associate Professor Lawrence.

sumber: metrotvnews.com

Related Posts:

Perawatan Luka

Pengertian dan Klasifikasi Luka

Suatu gangguan struktur anatomi dan fungsinya yang disebabkan oleh proses awal patologi interna atau eksterna pada organ yang terlibat ( Lazarus et. al, 1994). Rusaknya struktur jaringan normal, baik di dalam dan atau di luar tubuh.

Sistem klasifikasi luka menggambarkan :

Penyebab luka
Kebersihan dari luka
Gambaran kualitas dari luka

1. Luka Tertutup
Luka dimana jaringan yang ada pada permukaan tidak rusak, seperti keseleo,terkilir, patah tulang dll.

2. Luka Terbuka
Luka dimana kulit atau jaringan selaput lendir rusak.Luka ini ada yang dibuat dengan sengaja seperti operasi dan tidak sengaja ( karena kecelakaan) disebut luka traumatis. Diantaranya adalah :
Luka laserasi
Luka terpotong
Luka robek
Luka tusuk
Luka Penetrasi
Luka Bakar, Luka Amputasi dan Dekubitus

Proses Penyembuhan Luka terjadi dalam beberapa tahap menurut Doughty (1992)
Inflamasi
Proliferasi
Maturasi

1. Fase Inflamasi
Masanya sejak terjadi luka sampai dengan 4-6 hari.
Setelah luka terjadi, pembuluh darah kecil melebar dan menjadi lebih permiabel serta cairan serosa bocor ke jaringan yg trauma atau luka.Nootropil mencapai luka dalam 6 jam. Nootropil membantu dalam pencegahan infeksi dg menyerang dan mencerna bakteri (Fagositosis). Nootropil bertahan hanya dalam beberapa jam setelah proses pagositosis.

2. Fase Proliferasi(Granulasi)
Dimulai antara 1-4 hari setelah injury dan berakhir 14-21 hari kemudian.
Selama granulasi terjadi pertumbuhan yang cepat dari sel-sel epitel untuk menghasilkan cover pelindung bagi luka. Jaringan granulasi dibentuk dari jaringan kapiler pembuluh darah dan jaringan kolagen. Serat-serat kolagen meningkatkan daya rentang dari luka dan menetapkan integritas luka. Serat kolagen mengisi celah2 dan bentuk pada luka Jaringan bekas luka ini sangat rapuh dan beresiko untuk injury lagi. Granulasi yg baik terlihat seperti daging yang berwarna merah.

3. Fase Maturasi (Remodeling)
Kontraksi luka dimulai antara 14-21 hari setelah injury dan dapat berakhir sampai 2 tahun.
Selama fase ini bekas luka semakin menyusut dan menipis serta berkurang merahnya. Kontraksi terjadi karena sebagai hasil dari miofibroblas yang membantu pemindahan dari tepi luka menuju pusat luka. Kulit dan otot dari penyembuhan luka tercapai hanya + 70%-80% dari daya rentan kulit normal.

Related Posts: